Sering
kita melihat orang mabuk di bar atau tempat yang menyediakan minuman keras
karena orang tersebut meminum minuman keras yang mengandung alkohol. Didalam minuman
keras terdapat berbeda – beda kandungan alkoholnya. Ada yang 5 % ada juga 20 % sampai
– sampai ada yang 45 %. Apabila kita minum terlalu banyak mengandung alkohol,
hal ini akan menyebabkan penekanan otak bagian atas, sehingga dapat menyebabkan
kehilangan kesadaran.
Alkohol
adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terkait pada atom
karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan alkil, alkil
tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. Alkohol disini tidak termasuk fenol
(gugus hidroksil berikatan dengan cincin aromatik), enol (gugus hidroksil
berikatan dengan karbon vinilik) karena sifat-sifatnya kadang berbeda. Alkohol
dapat dianggap merupakan turunan dari air (H-O-H) dimana satu atom hidrogennya
diganti dengan gugus alkil. Alkohol diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier.
Alkohol
yang gugus hidroksilnya berikatan dengan karbon tak jenuh (sp2) adalah fenol dan enol atau vinil alkohol. Etanol
merupakan salah satu senyawa alkohol yang banyak dipakai dalam industri
farmasi, aditif bahan bakar, pelarut, industri minuman, dan lainya.
Alkohol
mempunyai persamaan geometris dengan air, sudut ikatan R-O-H mendekati nilai
tetrahidral, dan atom oksigen terhibridisasi sp3. Gugus –OH
merupakan gugus yang polar, dimana atom hidrogen berikatan dengan atom oksigen
yang elektronegatif. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen intramolekuler
sehingga alkohol mempunyai titik didih lebih besar dari pada eter yang
bersesuaian.
Keasaman dan kebasaan alkohol
Sama dengan air,
alkohol juga mempunyai sifat asam dan basa. Alkohol bersifat sebagai basa
dengan proton dari asam kuat dan berada kesetimbangan membentuk ion oksonium.
Gambar ion
oksonium
Sebagai asama,
alkophol akan terdisosiasi dengan memberikan protonnya pada air menghasilkan H3O+
dan ion alkoksida.
Gambar ion
alkoksida
Pengaruh substituen
alkil terhadap keasaman alkohol disebabkan karena ion alkoksida yang dihasilkan
dari disosiasi distabilkan oleh pelarut. Makin mudah ion alkoksida disolvasi
oleh air, maka akan stabil, dan alkohol semakin bersifat asam.
Faktor induksi
dapat mempengaruhi keasaman alkohol. Substituen halogen sebagai penarik
elektron akan menstabilkan ion alkoksida dengan memancarkan muatan negatif ke
daerah yang lebih luas, sehingga membuat alkohol lebih bersifat asam.
Pembuatan alkohol
Alkohol merupakan
bahan baku yang paling penting dalam kimia hidrokarbon, dan tersedia dalam
jumlah yang melimpah dan berharga murah. Ada tiga metode untuk menghasilkan
alkohol sederhana, yaitu
1. Hidrasi alkena yang diperoleh dari reaksi cracking petroleum,
Pada pembentukan petroleum atau
minyak bumi, dibutuhkan karbon. Mekanisme reaksi utama adalah
hancurnya ikatan karbon (cracking), yang membutuhkan energy termal yang
melampaui tingkatan minimum (activation energy). Hasil pertama yang
dibentuk oleh batuan induk selama penimbunan (burial) adalah N, S, dan O yang
terikat bersama dengan karbon dioksida dan air. Pada tingkat temperature yang
lebih tinggi, senyawa petroleum dibentuk dengan cracking oleh ikatan karbon
dalam struktur kerogen dengan cara penghilangan bagian panjang dari rantai
aliphatic dan struktur cincin yang jenuh (aromatic). Reaksi tersebut
menghasilkan perubahan gradual dalam komposisi dasar kerogen terutama dalam
peningkatan kandungan hydrogen.
2. Proses
oxo dari alkena, karbon monoksida dan hidrogen,
Proses Oxo Olefin direksikan dengan karbon
monoksida dan hidrogen pada suhu 160°C sampai 175°C dengan tekanan 100-250 atm,
menghasilkan aldehida. Aldehida kemudian dihidrogenasi dengan bantuan nikel
sebagai katalis sehingga menghasilkan suatu senyawa alkohol. Aldehida berkurang
pada saat terbentuknya alkohol. Alkohol yang dihasilkan dari proses oxo
sebagian besar memiliki berat molekul kecil dibandingkan berat molekul alkohol
alami. Oxo-alkohol yang memiliki berat molekul tinggi mengalami sulfonasi.
Alkohol ini banyak digunakan untuk kosmetik dan produk cairan rumah tangga
(tidak digunakan untuk bahan dasar pembuatan detergen).
3. Fermentasi
karbohidrat.
Fermentasi adalah proses produksi energi
dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
Kemampuan memfermantasikan
karbohidrat dan produk fermentasi yang dihasilkan merupakan ciri yang sangat
berguan dalam identifikasi mikroorganisme
Hasil akhir fermentasi
karbohidrat ditentukan oleh sifat mikroba, media biakan yang digunakan, serta
faktor lingkungan, antara lain suhu dan pH. Media fermentasi harus mengandung
senyawa yang dapat dioksidasikan dan difermentasikan oleh mikroorganisme.
Glukosa termasuk senyawa yang paling sering digunakan oleh mikroorganisme dalam
proses fermentasi karbohidrat. Karbohidrat yang sering dipakai adalah
glukosa, laktosa, maltosa, sukrosa, dan manitol.
Ketiga metode pembuatan alkohol
dapat digambarkan sebagai berikut:
Selain
Itu, alkohol juga dapat direaksikan menjadi senyawa –senyawa lain seperti yang
terlihat dalam gambat berikut ini :
Pembuatan alkohol yang digambarkan di atas merupakan pembuatan alkohol secara sederhana.
pertanyaan :
1. Bagaimana cara atau metode pembuatan obat - obatan yang mengandung alkohol?
2. Apakah alkohol yang terkandung dalam obat - obatan dapat menyebabkan efek samping seperti minuman keras?