Dalam kimia organik,
reaksi oksidasi biasanya diartikan sebagai penambahan oksigen kedalam molekul
atau lepasnya hidrogen dari molekul, sedangkan reaksi reduksi diartikan sebagai
masuknya hidrogen ke dalam molekul organik atau keluarnya oksigen dari dalam
molekul organik.
Batasan yang lebih umum
dari reaksi oksidasi – reduksi adalah berdasarkan pemakaian bilangan oksidasi
pada atom karbon dengan cara memasukkan bilangan oksidasi pada keempat
ikatanya. Contohnya, atom H yang berikatan dengan C mempunyai bilangan oksidasi
-1, atom C jika berikatan dengan atom C mempunyai bilangan oksidasi 0, dan atom
c mempunyai bilangan oksidasi +1 jika berikatan tunggal pada heteroatom seperti
oksigen, nitrogen atau sulfur.
Reagen yang digunakan
untuk mereduksi senyawa organik, salah satunya adalah gas hidrogen, Karena gas
hidrogen adalah gas yang terkadung dalam senyawa organik. Dan hidrogen juga
terkandung di dalam hidrogen.
Dengan menggunakan
katalis seperti Ni, Pt atau Pd pada suhu yang cukup tinggi, gas hidrogen
digunakan untuk mereduksi ikatan rangkap dua atau rangkap tiga dalam suatu
molekul. Senyawa hidrogen tak jenuh, aldehida, keton sianida, dan senyawa –
senyawa nitro dapat direduksi dengan cara ini. Reduksi hidrogen atau adisi
hidrogen pada ikatan rangkap disebut juga hidrogenasi.
Hidrogenasi dengan adanya serbuk nikel disebut pereaksi Sabiter – Senderens. Hidrogenasi juga dapat disebut dengan istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan adisi hidrogen (H2). Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul.
Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas hidrogen (H2), namun ada pula beberapa yang menggunakan sumber
hidrogen alternatif, proses ini disebut hidrogenasi transfer. Reaksi balik
atau pelepasan hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi. Reaksi di mana ikatan diputuskan ketika hidrogen diadisi
dikenal sebagai hidrogenolisis. Hidrogenasi berbeda dengan protonasi atau adisi hidrida, pada hidrogenasi, produk yang dihasilkan mempunyai muatan
yang sama dengan reaktan.
Pertanyaan : Kenapa untuk mereduksi ikatan rangkap dua atau rangkap tiga
di gunakan katalis Ni, Pt atau Pd? Kenapa tidak menggunakan
katalis kromium (Cr)? Padahal katalis Ni, Pt dan Cr bersifat sebagai zat pengikat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar